Monday, March 10, 2025

PENGAKUAN IMAN KEPADA YESUS SEBAGAI MESIAS

 Bacaan: Markus 8:27-30 (Bahan bacaan sepekan untuk hari Senin 10 Maret 2025)


Pendahuluan

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Gereja GMIT Kalvari Maumere memberikan bahan bacaan sepekan yang hari ini terambil dari kitab Markus 8:27-30  untuk menjadi perenungan jemaat. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan dengan pertanyaan tentang siapa yang benar-benar kita percayai. Dalam dunia yang penuh dengan berbagai ideologi dan kepercayaan, pengakuan iman kita kepada Yesus sebagai Mesias menjadi dasar yang sangat penting dalam kehidupan rohani. Dalam perikop Markus 8:27-30, Yesus menanyakan kepada murid-murid-Nya, “Siapakah Aku ini menurut kamu?” Pertanyaan ini juga relevan bagi kita saat ini. Bagaimana kita mengenal dan mengakui Yesus dalam hidup kita?

Pada saat Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, mereka sedang berada di Kaisarea Filipi, sebuah wilayah yang penuh dengan pengaruh budaya Romawi dan penyembahan berhala. Di tengah lingkungan yang sarat dengan berbagai kepercayaan, Yesus menguji pemahaman murid-murid-Nya tentang identitas-Nya. Ini mencerminkan tantangan yang kita hadapi di zaman modern, di mana banyak pandangan berbeda tentang Yesus.

Pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias menunjukkan bahwa iman yang sejati tidak hanya bergantung pada opini umum, tetapi pada pengalaman pribadi bersama Yesus.

Renungan ini bertujuan untuk:

  1. Mengajak jemaat merenungkan siapa Yesus dalam kehidupan mereka secara pribadi.

  2. Memahami makna Yesus sebagai Mesias berdasarkan Alkitab.

  3. Mendorong jemaat untuk menghidupi pengakuan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari.

  4. Memberi keberanian kepada jemaat untuk bersaksi tentang Kristus di tengah dunia yang penuh tantangan.

Isi Renungan

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya berada di daerah Kaisarea Filipi, Yesus mengajukan dua pertanyaan penting:

1. “Kata orang, siapakah Aku ini?” (ayat 27)

Yesus pertama-tama menanyakan kepada murid-murid-Nya tentang pandangan umum masyarakat mengenai diri-Nya. Jawaban yang diberikan murid-murid cukup beragam:

  • Ada yang mengatakan Yesus adalah Yohanes Pembaptis – artinya mereka melihat Yesus sebagai seorang nabi yang membawa pertobatan.

  • Ada yang mengatakan Yesus adalah Elia – karena dalam tradisi Yahudi, Elia dipercaya akan datang kembali sebelum Mesias datang (Maleakhi 4:5-6).

  • Ada yang mengatakan Yesus adalah salah satu nabi – menandakan bahwa mereka menganggap Yesus sebagai orang yang dipakai Allah, tetapi bukan Mesias yang dijanjikan.

Pandangan ini menunjukkan bahwa banyak orang mengagumi Yesus, tetapi mereka belum memahami identitas sejati-Nya. Ini juga menjadi cerminan dunia saat ini, di mana banyak orang mengenal Yesus hanya sebagai tokoh moral, guru bijak, atau bahkan hanya sebagai sejarah, tetapi belum mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

2. “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” (ayat 29)

Pertanyaan kedua ini lebih personal dan menuntut jawaban yang lahir dari pengalaman pribadi. Petrus menjawab dengan tegas: “Engkau adalah Mesias.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pengenalan akan Yesus bukan sekadar berdasarkan opini orang lain, tetapi merupakan pengalaman iman yang mendalam. Dalam bahasa Yunani, kata "Mesias" diterjemahkan sebagai "Kristus," yang berarti Yang Diurapi. Dalam Perjanjian Lama, Mesias adalah pribadi yang diutus Allah untuk menyelamatkan umat-Nya. Jawaban Petrus menegaskan bahwa Yesus bukan sekadar nabi atau guru, tetapi Dia adalah Juruselamat yang dinantikan.

3. Alasan Jawaban Petrus

Petrus memberikan jawaban yang tegas karena beberapa alasan mendasar:

  1. Penyataan Iman yang Diilhamkan Allah – Dalam Injil Matius 16:17, Yesus mengatakan bahwa pengakuan Petrus bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi diwahyukan oleh Bapa di surga.

  2. Pengenalan Pribadi akan Yesus – Petrus telah menyaksikan secara langsung kuasa dan mukjizat Yesus, seperti penyembuhan orang sakit, pengusiran roh jahat, dan bahkan pengendalian alam.

  3. Harapan Mesianik dalam Tradisi Yahudi – Sebagai orang Yahudi, Petrus memahami bahwa Mesias adalah Raja yang dijanjikan Allah untuk menyelamatkan umat-Nya.

  4. Kesadaran akan Kebutuhan Akan Juruselamat – Petrus melihat bahwa Yesus bukan sekadar pemimpin rohani, tetapi satu-satunya yang dapat memberikan keselamatan sejati.

Namun, menarik bahwa setelah pernyataan ini, Yesus melarang mereka untuk memberitahukannya kepada orang lain (ayat 30). Ini karena pemahaman masyarakat tentang Mesias masih dipengaruhi oleh konsep politik—mereka mengharapkan Mesias sebagai raja duniawi yang akan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi. Yesus ingin murid-murid memahami bahwa misi-Nya adalah menyelamatkan melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan.

4. Kajian Alkitabiah tentang Mesias

Dalam Perjanjian Lama, Mesias (Ibrani: Mashiach) berarti “Yang Diurapi” dan merujuk pada raja, imam, atau nabi yang diurapi oleh Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Beberapa nubuatan mengenai Mesias dalam Perjanjian Lama adalah:

  • Yesaya 9:6-7 – Mesias akan menjadi Raja yang kekal.

  • Mikha 5:2 – Mesias akan lahir di Betlehem.

  • Mazmur 2:7 – Mesias disebut sebagai Anak Allah.

Yesus menggenapi semua nubuatan ini. Namun, pengakuan Yesus sebagai Mesias bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam kehidupan kita. Bagaimana kita menghidupi pengakuan ini dalam dunia yang penuh tantangan?

Cerita Inspirasi dalam Alkitab

Salah satu kisah yang mencerminkan pengakuan iman adalah kisah Bartimeus (Markus 10:46-52). Bartimeus, seorang buta, berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Panggilan “Anak Daud” adalah pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Karena imannya, Yesus menyembuhkan Bartimeus. Ini menunjukkan bahwa iman yang sejati kepada Yesus membawa pemulihan dan perubahan hidup.

Implikasi dalam Kehidupan Jemaat

Pengakuan iman kepada Yesus sebagai Mesias memiliki beberapa implikasi penting dalam kehidupan kita:

  1. Mengenal Yesus secara pribadi – Iman bukan sekadar tradisi atau pengetahuan, tetapi hubungan yang hidup dengan Yesus.

  2. Mengandalkan Yesus dalam setiap aspek kehidupan – Sebagai Mesias, Yesus adalah sumber kekuatan, penghiburan, dan keselamatan kita.

  3. Menjadi saksi Kristus – Seperti Petrus yang mengakui Yesus, kita juga dipanggil untuk bersaksi tentang Kristus di lingkungan kita.

  4. Menghidupi ajaran Kristus – Jika kita sungguh mengakui Yesus sebagai Mesias, kita harus mencerminkan kasih, kebenaran, dan keadilan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan Refleksi

  1. Bagaimana saya mengenal Yesus dalam kehidupan pribadi saya?

  2. Apakah saya berani mengakui Yesus sebagai Mesias di tengah dunia yang semakin sekuler?

  3. Bagaimana pengakuan iman saya memengaruhi cara saya hidup sehari-hari?

  4. Dalam hal apa saya masih ragu akan kuasa Yesus sebagai Mesias dalam hidup saya?

Kesimpulan

Saudara-saudara, pertanyaan Yesus kepada murid-murid-Nya juga ditujukan kepada kita hari ini: “Siapakah Aku ini menurut kamu?” Pengakuan Petrus menjadi teladan bagi kita bahwa Yesus bukan sekadar guru atau nabi, tetapi Mesias, Anak Allah yang hidup. Pengakuan iman ini bukan hanya di bibir, tetapi harus dihidupi dalam tindakan kita sehari-hari. Kiranya Tuhan menolong kita untuk semakin mengenal dan mengakui Yesus dalam hidup kita. Amin.


No comments:

Post a Comment