Bacaan: Lukas 12:35-48
PENDAHULUAN
1. Makna Waspada
2. Cerita Analogi: Makna Waspada dalam
Kehidupan
Bayangkan seorang pemadam kebakaran yang sedang berjaga di posnya. Ia tidak
tahu kapan alarm akan berbunyi, tapi ia harus siap setiap saat. Ia tak hanya
duduk diam, tetapi:
- Seragamnya
sudah dikenakan,
- Selang dan alat
disiapkan,
- Pikiran dan
fisik dalam kondisi siaga.
Pada suatu malam di musim kemarau,
alarm darurat berbunyi di pos pemadam kebakaran di sebuah kota kecil. Sebuah sekolah dasar bersejarah yang terbuat dari
kayu tua terbakar hebat. Api sudah
membesar saat tim pemadam tiba, dan banyak warga hanya bisa berdiri pasrah,
menyaksikan bangunan itu hampir musnah.
Namun Komandan Andi, pemadam senior, tidak
membuang waktu. Ia tahu bahwa bangunan
utama masih bisa diselamatkan jika titik api di bagian belakang segera
dipadamkan.
Dengan cepat ia: Membagi tim menjadi dua—satu tim menangani api dari luar, satu lagi masuk ke dalam untuk menyelamatkan dokumen penting dan alat-alat pendidikan. Ia sendiri masuk ke bagian belakang yang paling panas, membawa selang dan perlindungan udara terbatas.
Di
dalam, asap sangat tebal. Pandangan terbatas. Tapi Komandan Andi tetap tenang, fokus, dan terus maju ke titik
api utama.
Ia
menemukan bahwa api berasal dari ruang penyimpanan alat-alat lab, yang mudah
meledak jika dibiarkan. Dengan keberanian luar biasa, ia menyemprotkan air tepat ke titik-titik paling
panas, meski tangki oksigennya makin menipis.
Setelah
40 menit perjuangan, tim berhasil mengendalikan
api. Bagian depan dan aula utama sekolah selamat. Banyak dokumen penting berhasil diamankan.
Warga
pun bersorak saat melihat api padam dan gedung tidak roboh. Komandan Andi dipeluk oleh para guru
yang menangis terharu.
Keesokan
harinya, seorang wartawan bertanya,
“Pak, apa yang membuat Anda begitu yakin untuk
masuk ketika semua orang panik?”
Komandan
Andi menjawab:
“Kami sudah berlatih untuk momen ini. Kami tahu
betul apa yang harus kami lakukan. Saat waktunya tiba, kami harus siap – bukan
hanya dengan alat, tapi juga dengan niat dan tanggung jawab.”
ISI RENUNGAN
Saya mengajak saudara saudara terkasih untuk kita meenungkan firman Tuhan dalam 5 (lima) pokok renungan sesuai dengan perikop bacaan Lukas 12: 35-48.
1. Gambaran Orang yang Berjaga-jaga (ayat 35-36)
Yesus menggambarkan hamba yang berjaga
sebagai:
- Pinggang tetap berikat → tanda siap untuk bekerja.
- Pelita tetap menyala → hidup dalam terang dan kebenaran.
Artinya, iman yang aktif dan siap bertindak. Waspada bukan hanya
sikap hati, tapi gaya hidup. Tidak cukup hanya percaya, tapi harus ada tindakan
nyata. Seperti yang dikatakan Yakobus:
“Iman tanpa
perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:17)
2. Upah
Orang yang Berjaga-jaga (ayat 37-38)
Orang yang berjaga-jaga akan diberi kehormatan
luar biasa: Tuan akan melayani mereka.
- Ini berbicara tentang balasan kemuliaan yang Yesus sendiri janjikan.
- Mereka yang setia tidak akan dibiarkan kosong, tetapi akan menerima penghargaan dari Tuhan sendiri. Tuhan sendiri akan membalas dengan hidup dan kemuiaan yang kekal.
3. Kapan
Tuhan Datang? (ayat 39-40)
Yesus dengan jelas berkata bahwa Anak Manusia datang pada saat yang tidak disangka.
- Maka waspada berarti: kesiapan setiap waktu, bukan nanti-nanti.
- Kita tidak hidup dalam ketakutan, tapi dalam kesiapan yang beriman dan bertindak. Ketakutan melumpuhkan, tetapi iman membangkitkan keberanian. Kesiapan yang sejati bukan hanya soal mengetahui waktunya, melainkan berjalan setiap hari dalam kehendak Tuhan, dengan hati yang setia dan tangan yang bekerja.
4. Makna
Tanggung Jawab Pengurus Rumah (ayat 42-44)
Yesus berbicara tentang pengurus rumah—gambaran dari mereka yang diberi tanggung jawab, baik dalam pelayanan, keluarga, maupun jemaat.
- Mereka diminta memberi makan tepat pada waktunya, artinya, memberi pengajaran, kasih, dan pelayanan dengan tepat.
- Mereka yang setia akan dipromosikan: Tuhan akan mempercayakan hal-hal yang lebih besar.
5. Dua Jenis Hamba (ayat 45-48)
Yesus membedakan:
- Hamba jahat: karena merasa tuannya lama datang, ia hidup seenaknya, menindas, dan melalaikan tugas.
- Hamba yang setia dan bijaksana: tetap bekerja dengan tanggung jawab meskipun tuan belum kelihatan.
Prinsip penting:
“Barangsiapa diberi banyak, dari padanya akan
dituntut lebih banyak.” (ayat 48)
Pengetahuan
tentang firman bukan hanya untuk diketahui, tapi untuk dijalankan.
6. Cerita Inspirasi dalam Alkitab
Kita bisa melihat bagaimana cerita tentang Nabi Nuh. Dia seperti seorang yang penuh sikap waspada dan berjaga-jaga. Nuh menerima perintah Tuhan sehingga dia bisa melihat sesuatu yang belum kelihatan. Sebagai seseorang yang waspada Nuh juga memiliki arah, tujuan dan pengihatan ke depan yang lebih jauh (Visioner), dia juga memiliki karakter yang baik yaitu, kesetiaan, kesiapan dan taggung jawab (karakter) yang dibuktikan melalui tindakan nyata. Nuh siap dalam iman dan dalam tindakan. Ini adalah contoh bagaimana kewaspadaan itu dipahami dan dimaknai.
Nuh Menerima Peringatan Tuhan dan Menanggapinya dengan Iman
- Tuhan memberi peringatan tentang air bah, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
- Tapi Nuh percaya dan berjaga-jaga dengan mempersiapkan diri dan keluarganya.
- Ini adalah bentuk kewaspadaan: mempercayai firman Tuhan dan bertindak meskipun
bukti fisik belum ada.
Nuh Tidak Tidur Rohani – Ia Bertindak Nyata. Kewaspadaan Nuh bukan hanya berdoa dan duduk diam menunggu banjir. Ia:
- Membangun bahtera selama bertahun-tahun,
- Mendidik keluarganya,
- Menjadi “pemberita kebenaran” di tengah masyarakat yang jahat (2 Petrus 2:5).
Nuh Memiliki Visi Akan Masa Depan. Nuh memahami bahwa hidupnya bukan hanya untuk masa sekarang, tapi untuk rencana Allah yang lebih besar: keselamatan generasi baru.
- Ia membangun sesuatu yang tidak populer, tidak dimengerti orang lain, dan belum kelihatan.
- Tapi ia tetap setia, karena ia melihat apa yang Tuhan janjikan, walau belum terjadi.
IMPLIKASI DALAM KEHIDUPAN JEMAAT
- Kesiapan iman harus disertai tindakan nyata. Hidup kita harus memancarkan terang Kristus melalui kasih, pelayanan, dan kesetiaan.
- Setiap orang percaya adalah pengurus rumah. Tuhan mempercayakan keluarga, pelayanan, pekerjaan, dan tanggung jawab rohani lainnya.
- Jangan menunda hidup dalam kekudusan. Waktu Tuhan datang tidak kita ketahui. Hidup kita harus setiap saat siap menyambut kedatangan-Nya.
- Hidup waspada berarti hidup yang berdampak. Iman kita harus memiliki nilai, berguna, bermanfaat, dan menjadi berkat bagi orang lain.
PERTANYAAN REFLEKSI
- Apakah hidup saya sudah mencerminkan kesiapan rohani, baik dalam iman maupun tindakan?
- Jika Tuhan datang hari ini, apakah saya siap menyambut-Nya dengan penuh sukacita atau justru gentar?
- Apakah saya sudah bertanggung jawab terhadap tugas yang Tuhan percayakan kepada saya?
KESIMPULAN
Yesus berkata:
“Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang.” (Lukas 12:37)
No comments:
Post a Comment