Friday, July 19, 2024

KASIH DAN BELAS KASIHAN

Bahan bacaan Alkitab terambil dari Yunus 2:2-4 (TB) dan Lukas 10:25-37 (TB)



Pendahuluan

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita akan merenungkan dua bagian firman Tuhan yang memberikan pesan penting tentang kasih dan belas kasihan. Dari kitab Yunus 2:2-4 dan Lukas 10:25-37, kita akan belajar bagaimana kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan belas kasihan dalam kehidupan sehari-hari.


Isi Renungan


Yunus 2:2-4

Di dalam kitab Yunus, kita melihat Nabi Yunus berada dalam perut ikan besar, ia berseru kepada Tuhan dari kedalaman kesulitannya. Yunus berkata:

"Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku. Dari dalam perut dunia orang mati aku berteriak, dan Engkau mendengar suaraku. Engkau telah melemparkan aku ke tempat yang dalam, ke tengah-tengah laut, lalu aku ditelan oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. Aku berkata: Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?"

Di sini, kita melihat bagaimana Tuhan mendengar seruan Yunus dan menunjukkan belas kasihan-Nya meskipun Yunus melarikan diri dari panggilan Tuhan. Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak ada tempat yang terlalu jauh atau terlalu dalam di mana belas kasihan-Nya tidak dapat mencapai kita.


Lukas 10:25-37

Dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik hati, Yesus menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat tentang siapa sesamanya dengan sebuah kisah. Seorang pria diserang oleh perampok dan ditinggalkan setengah mati di pinggir jalan. Beberapa orang lewat, termasuk seorang imam dan seorang Lewi, tetapi mereka tidak menolongnya. Namun, seorang Samaria, yang dianggap musuh oleh orang Yahudi, datang dan menunjukkan belas kasihan. Ia merawat luka-luka pria itu dan membawanya ke penginapan untuk dirawat lebih lanjut.

Yesus mengakhiri kisah itu dengan pertanyaan, "Siapa di antara mereka yang menjadi sesama dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Ahli Taurat menjawab, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Yesus berkata kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian."

Dari riwayat Yunus kita menyaksikan Tuhan Yesus menunjukkan belas kasihan kepada manusia tanpa memandang kesalahan yang telah dibuat oleh Yunus . Yunus berseru kepada Tuhan dan Tuhan mengabulkan permintaannya dan memberikan kepada yunus belas kasihan yang tulus. Sedangkan dalam kisah orang samaria yang murah hati mengajarkan kepada kita bagaima orang samaria memberikan belas kasihan kepada sesama tanpa mempertimbangkan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. 

Refleksi Diri

Dari kedua bagian firman Tuhan ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa hal:

  1. Apakah kita telah menunjukkan kasih dan belas kasihan seperti yang Tuhan inginkan? Yunus, meskipun dalam ketidaktaatannya, masih menerima belas kasihan Tuhan. Begitu juga, kita harus menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang mungkin telah menyakiti kita atau yang berbeda dari kita.
  2. Siapakah sesama kita? Seperti yang Yesus ajarkan, sesama kita bukan hanya orang yang kita kenal atau yang seiman dengan kita, tetapi juga mereka yang membutuhkan bantuan dan kasih, tanpa memandang latar belakang mereka.
  3. Bagaimana kita dapat menjadi seperti Orang Samaria yang baik hati? Apakah kita siap untuk keluar dari zona nyaman kita untuk membantu mereka yang sedang dalam kesulitan?


Penutup

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, mari kita membawa pesan ini ke dalam hidup kita sehari-hari. Kasih dan belas kasihan adalah inti dari ajaran Kristus. Dengan menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada orang lain, kita mencerminkan kasih Allah yang tanpa batas. Marilah kita berdoa agar Tuhan memberi kita hati yang peka dan tangan yang siap menolong, sehingga kita dapat menjadi saksi kasih-Nya di dunia ini. Amin

Wednesday, July 17, 2024

BENTENG KEKUATAN DI TENGAH BADAI KEHIDUPAN


Ayat Bacaan :  (Mazmur 46:2)

Pendahuluan

Saudara-saudari yang terkasih,

Mazmur 46:2 bagaikan oasis ketenangan di tengah gurun kehidupan yang penuh dengan tantangan. Ayat ini menyatakan, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." Di tengah badai kehidupan yang menerjang, Mazmur ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah benteng kekuatan dan sumber pertolongan yang selalu setia.

Ketika Ayub mengalami musibah yang berat dalam hidupnya, ini merupakan cobaan yang sulit bagi Ayub. Bahkan secara manusia ia menjalani sendiri sebab semuanya meninggalkan dirinya termasuk istrinya. Namun Tuhan tidak pernah membiarkan Ayub, di tengah persoalan yang terjadi Yesus tetap menyertai Ayub, memberikan pertolongan bahkan memberkati serta memulihkannya. hingga akhirnya Ayub menyadari bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara dengan cara yang ajaib dan tidak ada rancanganNya yang gagal. Begitu pula dalam hidup ini ketika kita mengalami goncangan karena masalah dan tantangan seringkali membuat iman kita menjadi goyah dan menjadi tawar hati, tetapi setidaknya kita harus kuat dan teguh, karena Tuhan sanggup menolong kita. Mazmur 46:2 mengatakan bahwa Tuhan sebagai penolong dalam kesesakan sungguh sangat terbukti, karena Dia adalah Tuhan yang berkuasa. Jangan pernah meragukan akan kebesaran kuasa Tuhan .

Isi

Allah: Tempat Perlindungan dan Kekuatan (Mazmur 46:2)

Mazmur 46:2 menggambarkan Allah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan bagi umat-Nya. Kata "benteng" menunjukkan bahwa Allah adalah tempat yang aman dan kokoh di mana kita dapat berlindung dari bahaya dan kesulitan hidup. Kata "kekuatan" menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa yang tidak terbatas untuk menolong dan melindungi kita.

Penolong dalam Kesesakan (Mazmur 46:2)

Lebih dari sekadar tempat perlindungan, Allah adalah penolong yang selalu siap sedia dalam kesesakan. Kata "penolong" menunjukkan bahwa Allah aktif terlibat dalam kehidupan kita dan tidak pernah meninggalkan kita dalam kesulitan. Kata "dalam kesesakan" menunjukkan bahwa Allah hadir dan bekerja bahkan di saat-saat tergelap dan tersulit dalam hidup kita.

Bukti Kesetiaan Allah (Mazmur 46:2)

Frasa "sangat terbukti" menunjukkan bahwa Allah telah berulang kali menunjukkan kesetiaan-Nya dalam menolong umat-Nya di masa lampau. Sejarah bangsa Israel penuh dengan bukti bagaimana Allah menyelamatkan mereka dari bahaya dan memberikan kemenangan atas musuh-musuh mereka. Pengalaman ini menjadi pengingat bagi kita bahwa Allah selalu dapat dipercaya untuk menolong kita dalam situasi apa pun.

Aplikasi

Saat Menghadapi Kesulitan: Ketika badai kehidupan menerjang, ingatlah bahwa Allah adalah benteng kekuatan dan sumber pertolongan yang selalu setia. Datanglah kepada-Nya dengan iman dan serahkanlah segala kekhawatiran Anda.

Mempercayai Janji Allah: Percayalah bahwa Allah selalu bersama Anda dan Dia akan menolong Anda melewati setiap kesulitan. Dia telah berulang kali menunjukkan kesetiaan-Nya di masa lampau, dan Dia akan terus melakukannya di masa depan.

Mencari Kekuatan dalam Doa: Doa adalah alat yang ampuh untuk menjalin hubungan dengan Allah dan menerima kekuatan dari-Nya. Luangkan waktu untuk berdoa setiap hari dan ungkapkan isi hati Anda kepada-Nya.

Penutup

Saudara-saudari, marilah kita menjadikan Mazmur 46:2 sebagai kompas hidup kita. Di tengah badai kehidupan, ingatlah bahwa Allah adalah benteng kekuatan dan sumber pertolongan yang selalu setia. Percayalah kepada-Nya, datanglah kepada-Nya dalam doa, dan rasakan kekuatan-Nya yang luar biasa dalam hidup Anda.

Kiranya firman Tuhan ini menjadi sumber kekuatan, pengharapan, dan sukacita bagi kita semua. Amin.


Tuesday, July 16, 2024

MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN

Bahan bacaan terambil dari Kitab Yesaya 2 : 11-17 demikian bunyinya 

"Orang yang sombong akan ditundukkan, dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. Sebab hari TUHAN semesta alam akan menimpa segala yang congkak dan sombong dan menimpa segala yang ditinggikan sehingga direndahkan; menimpa segala pohon-pohon aras di Libanon yang tinggi menjulang dan menimpa segala pohon-pohon tarbantin di Basan; menimpa segala gunung yang tinggi-tinggi dan menimpa segala bukit yang menjulang ke atas; menimpa segala menara yang tinggi-tinggi dan menimpa segala tembok yang berkubu kuat; menimpa segala kapal Tarsis dan menimpa segala kapal yang paling indah. Keangkuhan manusia akan ditundukkan, dan orang yang tinggi hati akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu"

Pengantar

Manusia sering kali tergoda untuk membanggakan kekuatan, kekayaan, dan pencapaian mereka. Kita merasa aman ketika kita memiliki banyak harta, kedudukan yang tinggi, atau pengaruh yang besar. Namun, dalam ayat-ayat ini, nabi Yesaya mengingatkan kita bahwa semua kebanggaan dan keangkuhan manusia akan direndahkan oleh Tuhan pada akhirnya.

Isi Renungan

Yesaya 2:11-17 menggambarkan hari Tuhan yang penuh dengan penghakiman atas segala bentuk kesombongan dan keangkuhan manusia. Pada hari itu, Tuhan akan menunjukkan bahwa hanya Dia yang layak ditinggikan dan dipuji.

Ayat-ayat ini mengajarkan kita beberapa hal penting:

Kesombongan dan Keangkuhan Tidak Berkenan di Hadapan Tuhan: Tuhan membenci kesombongan dan keangkuhan karena hal itu menunjukkan ketidakpercayaan dan ketidakbergantungan pada-Nya. Manusia yang sombong sering kali merasa tidak membutuhkan Tuhan, padahal segala sesuatu yang mereka miliki adalah anugerah dari-Nya.

Mengapa kesombongan bisa dianggap begitu berdosa? Kesombongan berarti memberikan pujian dan penghargaan kepada diri kita sendiri untuk sesuatu yang Allah lakukan. Kesombongan berarti mencuri kemuliaan yang seharusnya diperuntukkan bagi Allah saja. Kesombongan pada dasarnya merupakan penyembahan terhadap diri sendiri. Apapun yang kita capai di dunia ini tidak akan mungkin terjadi jika bukan Allah yang memampukan dan memelihara kita.

Kesombongan yang berasal dari pembenaran diri adalah dosa, karena itu Allah mebenci hal tersebut karena menghalangi kita untuk mencarinya. Kesombongan telah menghalangi banyak orang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Mengakui dosa dan menyatakan kalau kita tidak sanggup melakukan apapun untuk mencapai hidup yang kekal dengan usaha kita sendiri akan mencegah kita untuk menjadi orang yang sombong.

Tuhan Akan Merendahkan yang Tinggi: Segala sesuatu yang manusia banggakan akan direndahkan. Ini termasuk kekuatan, kekayaan, dan kedudukan tinggi. Tuhan akan mengungkapkan kelemahan manusia dan menunjukkan bahwa hanya Dia yang maha kuasa.

Tuhan yang Maha Tinggi: Pada akhirnya, hanya Tuhan sajalah yang akan tetap tinggi dan berkuasa. Segala sesuatu yang lain akan hancur dan hilang, tetapi kekuasaan dan kemuliaan Tuhan akan tetap selama-lamanya.


Aplikasi dalam Kehidupan

Bagaimana kita menerapkan pelajaran dari Yesaya 2:11-17 dalam kehidupan kita sehari-hari?

Merendahkan Diri di Hadapan Tuhan: Sadarlah bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan. Jangan sombong dengan apa yang kita miliki atau capai. Sebaliknya, rendahkan diri di hadapan Tuhan dan bersyukur atas setiap berkat yang diberikan.

Bergantung pada Tuhan: Akuilah bahwa kita tidak bisa mengandalkan kekuatan atau kemampuan kita sendiri. Bergantunglah pada Tuhan dalam segala hal, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Menghormati dan Memuliakan Tuhan: Berikan pujian dan hormat hanya kepada Tuhan. Ingatlah bahwa hanya Tuhan yang layak ditinggikan dan dipuji.


Penutup

Yesaya 2:11-17 mengingatkan kita bahwa segala bentuk kesombongan dan keangkuhan akan direndahkan oleh Tuhan. Marilah kita belajar untuk selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan, bergantung sepenuhnya kepada-Nya, dan memuliakan Dia dalam segala aspek kehidupan kita. Hanya Tuhan sajalah yang layak ditinggikan dan dipuji, sekarang dan selama-lamanya.


Amin.


Saturday, July 13, 2024

PENTINGNYA PERSAUDARAAN DAN NASIHAT YANG MENYELAMATKAN

  Matius 18:15-20 dengan Perikop : Tentang Menasihati sesama saudara



Pendahuluan:

Dalam Matius 18:15-20, Yesus memberikan panduan kepada para murid-Nya tentang cara menangani perselisihan dan dosa di antara sesama anggota jemaat dalam persekutuan gereja. Bagian ini menekankan pentingnya persaudaraan dan nasihat yang dilakukan dengan kasih untuk membangun kembali hubungan dan menyelamatkan jiwa.


Pengertian Nasehat

Nasehat dapat diartikan dalam pengertian :

Bimbingan: Kata ini mengandung makna memberikan arahan atau petunjuk untuk melakukan sesuatu. 

  • Pengarahan: memberikan petunjuk atau instruksi untuk mencapai suatu tujuan. 
  • Petunjuk:  memberikan informasi atau saran tentang cara melakukan sesuatu. 
  • Panduan: memberikan informasi atau saran yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. 
  • Ajaran: memberikan pelajaran atau pengetahuan tentang suatu hal.
  • Wejangan: memberikan nasihat atau petunjuk yang bijaksana. 
  • Saran:  memberikan pendapat atau usulan tentang sesuatu. 
  • Peringatan: memberikan nasihat atau teguran untuk berhati-hati atau menghindari sesuatu. 

  • Isi Renungan


    1. Langkah Pertama: Teguran Pribadi (Matius 18:15)


    Yesus mengajarkan untuk menegur saudara yang berdosa secara pribadi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan cara yang penuh kasih dan hormat, dengan tujuan untuk membantu mereka menyadari kesalahannya dan mendorong mereka untuk bertobat.


    2. Langkah Kedua: Mengajak Saksi (Matius 18:16)

    Jika teguran pribadi tidak berhasil, Yesus menyarankan untuk membawa satu atau dua orang saksi untuk membantu menyelesaikan masalah. Saksi-saksi ini haruslah orang yang terpercaya dan bijaksana yang dapat memberikan kesaksian yang obyektif dan membantu proses mediasi.

     

    3. Langkah Ketiga: Melibatkan Jemaat (Matius 18:17)


    Jika teguran dan nasihat dengan saksi pun tidak membuahkan hasil, maka Yesus memerintahkan untuk mengarahkan saudara yang berdosa agar kembali ke jalan yang benar. membawa masalah ini ke hadapan jemaat. Jemaat memiliki peran untuk menegur dan memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah benar dan adil.


    4. Tujuan Nasihat  Persaudaraan:

    Tujuan utama dari teguran/ nasihat  persaudaraan bukanlah untuk menghukum, melainkan untuk menyelamatkan jiwa saudara yang berdosa. Nasihat kembali ke jalan yang benar dan dipulihkan hubungannya dengan Tuhan dan sesama. ini dilakukan dengan kasih dan kepedulian, dengan harapan agar mereka  dapat kembali ke jalan yang benar dan dipulihkan hubungannya dengan Tuhan dan sesama.

    Penutup:


    Matius 18:15-20 memberikan panduan penting bagi umat Kristen tentang bagaimana diajarkan di sini menekankan pentingnya persaudaraan, kasih, dan komunikasi menangani perselisihan dan dosa di antara mereka. Prinsip-prinsip yang terbuka untuk membangun kembali hubungan dan menyelamatkan jiwa.

    Refleksi :

    1. Apakah saya sudah menerapkan langkah-langkah nasihat persaudaraan yang diajarkan Yesus dalam hidup saya?
    2. Bagaimana saya dapat menegur saudara yang berdosa dengan cara yang penuh kasih dan hormat?
    3. Apakah saya siap untuk menjadi saksi atau membantu menyelesaikan masalah saudara yang berdosa?


    Pertanyaan untuk Diskusi:

    1.  Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menerapkan nasihat persaudaraan?
    2. Bagaimana peran jemaat dalam membantu menyelesaikan perselisihan dan dosa di antara anggotanya?
    3. Bagaimana kita dapat membangun persekutuan jemaat  yang saling mendukung dan penuh kasih?

    Doa:


    Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan nasihat yang Engkau ajarkan dalam hidup kami. Berikan kami keberanian dan kasih untuk menegur saudara yang berdosa dengan cara yang benar, serta mampukan kami untuk menjadi saksi dan pembawa damai dalam Gereja  kami. Amin.

    Sunday, July 7, 2024

    PERINTAH UNTUK MENGASIHI

     Pembacaan terambil dari Matius 22:34-40 dengan Perikop : "Hukum yang terutama"



    1. Kasih kepada Tuhan

    Tingkatan pertama dari kasih adalah kasih kepada Tuhan. Ini merupakan dasar dan sumber dari segala bentuk kasih lainnya. Mengasihi Tuhan berarti memberikan diri sepenuhnya kepada-Nya dan menjadikan-Nya sebagai pusat kehidupan kitaKasih kepada Tuhan mencakup seluruh keberadaan kita dan diekspresikan dalam tiga aspek:
    • Hati: Mengasihi Tuhan dengan segenap hati berarti memberikan seluruh perasaan dan emosi kita kepada-Nya. Ini termasuk rasa syukur, pujian, dan penyembahan yang tulus kepada Tuhan.
    • Jiwa: Mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa berarti melibatkan seluruh keberadaan dan kehidupan kita dalam melayani dan mengikuti Tuhan. Ini mencakup pengabdian dan komitmen kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
    • Akal Budi: Mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi berarti menggunakan pikiran kita untuk mengenal, memahami, dan merenungkan firman Tuhan. Ini termasuk studi Alkitab, doa, dan refleksi spiritual yang mendalam.
    2. Kasih kepada Sesama
    Tingkatan kedua dari kasih adalah kasih kepada sesama manusia. Ini adalah manifestasi nyata dari kasih kita kepada Tuhan yang terwujud dalam tindakan sehari-hari kita terhadap orang lain. Mengasihi sesama berarti mencintai dan peduli kepada orang lain seperti kita mencintai diri sendiri. Berikut adalah beberapa cara untuk mengasihi sesama: Kasih kepada sesama mencakup:
    • Empati dan Pengertian: Berusaha memahami perasaan dan keadaan orang lain, serta menunjukkan kepedulian dan dukungan.
    • Mengampuni: Memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menyimpan dendam, seperti kita juga ingin dimaafkan.
    • Berbagi Berkat: Menjadi saluran berkat bagi orang lain, baik dalam bentuk bantuan materi maupun dukungan emosional dan spiritual.
    3. Kasih kepada Diri Sendiri
    Tingkatan ketiga dari kasih adalah kasih kepada diri sendiri, yang merupakan dasar untuk bisa mengasihi orang lain dengan benar. Mengasihi diri sendiri dengan cara yang sehat dan seimbang memungkinkan kita untuk lebih efektif dalam mengasihi Tuhan dan sesama. Kasih kepada diri sendiri mencakup:
    • Menghargai Diri: Mengakui nilai diri kita sebagai ciptaan Tuhan dan menghargai kehidupan yang telah Dia berikan kepada kita.
    • Merawat Diri: Menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual kita sehingga kita dapat melayani Tuhan dan sesama dengan lebih baik.
    • Pertumbuhan Pribadi: Berusaha untuk terus belajar, berkembang, dan menjadi pribadi yang lebih baik, yang mencerminkan karakter Kristus.