Pendahuluan
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita akan merenungkan dua bagian firman Tuhan yang memberikan pesan penting tentang kasih dan belas kasihan. Dari kitab Yunus 2:2-4 dan Lukas 10:25-37, kita akan belajar bagaimana kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan belas kasihan dalam kehidupan sehari-hari.
Isi Renungan
Yunus 2:2-4
Di dalam kitab Yunus, kita melihat Nabi Yunus berada dalam perut ikan besar, ia berseru kepada Tuhan dari kedalaman kesulitannya. Yunus berkata:
"Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku. Dari dalam perut dunia orang mati aku berteriak, dan Engkau mendengar suaraku. Engkau telah melemparkan aku ke tempat yang dalam, ke tengah-tengah laut, lalu aku ditelan oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. Aku berkata: Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?"
Di sini, kita melihat bagaimana Tuhan mendengar seruan Yunus dan menunjukkan belas kasihan-Nya meskipun Yunus melarikan diri dari panggilan Tuhan. Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak ada tempat yang terlalu jauh atau terlalu dalam di mana belas kasihan-Nya tidak dapat mencapai kita.
Lukas 10:25-37
Dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik hati, Yesus menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat tentang siapa sesamanya dengan sebuah kisah. Seorang pria diserang oleh perampok dan ditinggalkan setengah mati di pinggir jalan. Beberapa orang lewat, termasuk seorang imam dan seorang Lewi, tetapi mereka tidak menolongnya. Namun, seorang Samaria, yang dianggap musuh oleh orang Yahudi, datang dan menunjukkan belas kasihan. Ia merawat luka-luka pria itu dan membawanya ke penginapan untuk dirawat lebih lanjut.
Yesus mengakhiri kisah itu dengan pertanyaan, "Siapa di antara mereka yang menjadi sesama dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Ahli Taurat menjawab, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Yesus berkata kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian."
Dari riwayat Yunus kita menyaksikan Tuhan Yesus menunjukkan belas kasihan kepada manusia tanpa memandang kesalahan yang telah dibuat oleh Yunus . Yunus berseru kepada Tuhan dan Tuhan mengabulkan permintaannya dan memberikan kepada yunus belas kasihan yang tulus. Sedangkan dalam kisah orang samaria yang murah hati mengajarkan kepada kita bagaima orang samaria memberikan belas kasihan kepada sesama tanpa mempertimbangkan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya.
Refleksi Diri
Dari kedua bagian firman Tuhan ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa hal:
- Apakah kita telah menunjukkan kasih dan belas kasihan seperti yang Tuhan inginkan? Yunus, meskipun dalam ketidaktaatannya, masih menerima belas kasihan Tuhan. Begitu juga, kita harus menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang mungkin telah menyakiti kita atau yang berbeda dari kita.
- Siapakah sesama kita? Seperti yang Yesus ajarkan, sesama kita bukan hanya orang yang kita kenal atau yang seiman dengan kita, tetapi juga mereka yang membutuhkan bantuan dan kasih, tanpa memandang latar belakang mereka.
- Bagaimana kita dapat menjadi seperti Orang Samaria yang baik hati? Apakah kita siap untuk keluar dari zona nyaman kita untuk membantu mereka yang sedang dalam kesulitan?
Penutup
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, mari kita membawa pesan ini ke dalam hidup kita sehari-hari. Kasih dan belas kasihan adalah inti dari ajaran Kristus. Dengan menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada orang lain, kita mencerminkan kasih Allah yang tanpa batas. Marilah kita berdoa agar Tuhan memberi kita hati yang peka dan tangan yang siap menolong, sehingga kita dapat menjadi saksi kasih-Nya di dunia ini. Amin