Perayaan ini mengambil bahan bacaan dari Yohanes 21:1–24, dengan tema "Penampakan Yesus Memperteguh Iman Umat Berbudaya". Dalam khotbahnya, Pdt. Kristin, menekankan bagaimana penampakan Yesus kepada para murid setelah kebangkitan menjadi penguatan iman, sekaligus pengingat pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam kehidupan beriman.
Salah satu sorotan utama dalam ibadah ini adalah pengangkatan budaya Madene, yaitu budaya gotong royong khas masyarakat Rote. Pendeta Kristin, menyampaikan keprihatinannya terhadap pergeseran nilai-nilai budaya lokal, yang kini mulai tergeser oleh individualisme dan hedonisme, sehingga semangat Madene makin terpinggirkan.
Selain itu, Pdt. Kristin, juga mengangkat pentingnya melestarikan ungkapan budaya “Sodamolek”, salam khas dalam bahasa Rote yang berarti “Tuhan Memberkati”. Ungkapan ini menurut beliau, bukan sekadar sapaan, melainkan wujud doa dan nilai spiritual yang luhur dalam budaya Rote.
Perayaan ini juga dimeriahkan dengan liturgi bernuansa budaya, khususnya dalam puji-pujian dan mazmur yang diiringi oleh tarian Kebalai, sebuah tarian tradisional Rote yang sarat makna kebersamaan dan syukur.
Beberapa vocal group turut mempersembahkan pujian dengan penuh semangat budaya, antara lain:
-
Mahanaim (dipimpin oleh saudara Kris Tomahu yang menjadi juara 2 Ajang Talenta X Factor Indonesia 2024 asal Maumere , Kab. Sikka)
-
Yegarsahaduta
-
Glorify
-
Vocal Grup Paguyuban Etnis Rote, yang menyanyikan lagu berjudul "Ta Esa Boe", yang berarti “Tak Satu Pun” — lagu ini mengandung pesan bahwa tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, dan menekankan nilai iman akan kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan baik dalam suka maupun duka.
Minggu Budaya ini menjadi momen penting bagi umat GMIT untuk kembali merefleksikan akar budaya yang memperkaya kehidupan bergereja dan memperkuat identitas iman. Perayaan ini juga menjadi ajakan untuk melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari kesaksian hidup Kristiani yang kontekstual.
Sodamolek! Tuhan Memberkati!
No comments:
Post a Comment