Bacaan: Yeremia 4:1-10
Pendahuluan
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Ketika kita membaca kitab Yeremia, kita akan melihat bagaimana Tuhan berbicara kepada bangsa Israel melalui nabi-Nya. Yeremia adalah seorang nabi yang dipanggil di tengah situasi yang penuh dengan kemerosotan iman, ketidaksetiaan, dan ketidakpedulian bangsa Israel terhadap Allah. Dalam Yeremia 4:1-10, kita melihat bagaimana Allah memanggil umat-Nya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Namun, panggilan ini bukan hanya berhenti pada pertobatan. Ada sebuah panggilan lebih besar: yaitu menjadi umat yang diutus untuk menyatakan kebenaran dan kasih Tuhan di tengah dunia yang gelap.
Panggilan Yeremia mengingatkan kita bahwa setiap umat Tuhan dipanggil bukan hanya untuk diselamatkan, tetapi juga untuk diutus menyatakan kehendak-Nya. Pertanyaannya, apakah kita siap menyambut panggilan itu?
Pertanyaan Refleksi
- Apakah kita menyadari bahwa panggilan keselamatan selalu diikuti dengan panggilan untuk diutus?
- Bagaimana kita merespon suara Tuhan yang memanggil kita di tengah kenyamanan hidup kita saat ini?
- Apakah kita masih peduli dengan kondisi moral dan spiritual di sekitar kita?
Isi Renungan
1. Panggilan untuk Bertobat dan Diperbarui (Yeremia 4:1-2)
Tuhan memanggil Israel untuk kembali kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Pertobatan sejati bukan hanya sekadar merasa bersalah, tetapi melibatkan perubahan hati dan tindakan nyata. Jika mereka mau kembali, Tuhan berjanji akan memberkati mereka, dan bahkan nama Tuhan akan dimuliakan di tengah bangsa-bangsa.
Melalui Yeremia, Tuhan bukan hanya memanggil Israel untuk bertobat, tetapi juga mengingatkan panggilan luhur mereka sebagai umat pilihan: yaitu hidup dalam kesetiaan, keadilan, dan kebenaran. Dengan hidup seperti itu, nama Tuhan akan dipermuliakan di tengah bangsa-bangsa lain. Artinya, panggilan untuk bertobat bukan hanya demi keselamatan diri sendiri, tetapi agar mereka diutus menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
Demikian juga dengan kita. Kita dipanggil untuk bertobat setiap hari, meninggalkan berhala-berhala modern yang menguasai hidup kita: uang, jabatan, gengsi, atau kesenangan duniawi. Pembaruan hati adalah awal dari kesiapan kita untuk diutus.
2. Panggilan untuk Menyuarakan Kebenaran (Yeremia 4:3-4)
Tuhan memakai gambaran tanah yang perlu dibajak dan semak berduri yang harus dibersihkan. Ini menunjukkan bahwa hati yang keras dan penuh dosa harus dipersiapkan untuk menerima firman Tuhan. Nabi Yeremia diutus untuk menyuarakan kebenaran ini meski menghadapi perlawanan.
Kita pun, sebagai orang percaya, dipanggil menyuarakan kebenaran di tengah keluarga, pekerjaan, dan masyarakat. Mengingatkan orang lain akan kasih Tuhan, kebenaran-Nya, dan perlunya hidup dalam takut akan Tuhan. Itu bukan tugas mudah, tetapi itulah panggilan kita sebagai umat yang diutus.
3. Peringatan akan Hukuman bagi yang Menolak Panggilan (Yeremia 4:5-10)
Yeremia menyampaikan nubuat tentang datangnya malapetaka sebagai akibat dari ketegaran hati Israel. Ketika umat menolak panggilan Tuhan, kehancuran dan penderitaan menjadi konsekuensi yang tak terhindarkan.
Pesan ini juga relevan bagi kita. Ketika kita mengabaikan panggilan Tuhan, menolak hidup benar, dan tidak peduli dengan misi-Nya, kita sedang mempercepat kehancuran diri sendiri dan generasi sesudah kita. Tuhan memanggil kita bukan untuk hidup nyaman, tetapi untuk diutus membawa terang di tengah kegelapan dunia.
Implikasi dalam Kehidupan Jemaat
Menjadi Jemaat yang Terbuka pada Pembaruan
Jemaat diajak untuk terus mengevaluasi diri, membuka hati bagi teguran Tuhan, dan tidak nyaman dalam dosa. Setiap pribadi perlu merespons panggilan Tuhan dengan pertobatan sejati.Membangun Kepekaan Terhadap Kebutuhan Sekitar
Sebagai jemaat yang diutus, kita harus peka terhadap kondisi moral, sosial, dan spiritual di sekitar kita. Jangan jadi jemaat yang hanya fokus pada kenyamanan sendiri, tetapi abaikan panggilan untuk menjadi terang.Berani Menjadi Suara Kenabian
Jemaat diajak menjadi suara kenabian di tengah masyarakat, menyuarakan keadilan, kebenaran, dan kasih Tuhan, meski itu berarti tidak populer atau menghadapi tantangan.Menghidupi Kesaksian di Semua Aspek Hidup
Pengutusan tidak terbatas di gereja saja. Jemaat diutus di keluarga, tempat kerja, sekolah, dan lingkungan sosial untuk menyatakan karakter Kristus.
Kesimpulan
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Yeremia dipanggil di tengah zaman yang penuh kebobrokan moral dan rohani. Tuhan tidak sekadar menyelamatkan Yeremia, tetapi mengutusnya untuk menyuarakan kebenaran, meski itu penuh tantangan dan air mata. Demikian juga kita hari ini. Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk menikmati berkat-Nya, tetapi juga untuk diutus menyatakan kasih dan kebenaran-Nya di mana pun kita berada.
Mari kita membuka hati, mendengar suara Tuhan, bertobat, dan siap diutus untuk menyatakan kasih-Nya di dunia ini. Tuhan membutuhkan orang-orang yang mau menjadi suara kenabian di tengah bangsa ini. Apakah kita siap menjawab panggilan itu?
Amin.