PENDAHULUAN
Paskah adalah puncak dari karya keselamatan Allah. Ia menandai kemenangan Kristus atas maut dan dosa, serta menjadi penggenapan janji Allah bahwa hidup tidak berakhir di kubur. Kebangkitan Kristus bukan hanya peristiwa historis, tetapi peristiwa rohani yang membawa transformasi dalam hidup orang percaya.
Kebangkitan ini membawa satu anugerah besar: damai sejahtera dari Allah. Dalam Yohanes 20, setelah Yesus bangkit, kalimat pertama yang Ia ucapkan kepada murid-murid-Nya adalah: “Damai sejahtera bagi kamu!” (Yohanes 20:19, 21, 26). Itu bukan sekadar salam biasa. Itu adalah pernyataan ilahi bahwa Kristus kini hadir untuk menenangkan hati yang resah, menguatkan yang takut, dan menyatukan yang retak—termasuk dalam konteks keluarga.
ISI KHOTBAH
1. Apa Itu Damai Sejahtera Kristus?
Damai sejahtera dalam bahasa Ibrani disebut Shalom. Artinya bukan hanya tidak ada konflik, tapi sebuah keadaan penuh, utuh, harmonis, dan seimbang secara spiritual, emosional, dan sosial. Damai sejahtera Kristus bukan berasal dari keadaan, melainkan dari kehadiran-Nya.
Dalam Yohanes 20, kita melihat bahwa para murid diliputi ketakutan, kekacauan batin, kehilangan arah setelah kematian Yesus. Tapi kebangkitan-Nya membawa Shalom—ketenangan dan harapan baru.
2. Damai Sejahtera di Tengah Keluarga
Keluarga adalah tempat utama di mana damai sejahtera Kristus seharusnya nyata. Tapi sayangnya, keluarga juga bisa menjadi tempat konflik, pertengkaran, kesalahpahaman, dan luka batin. Mengapa damai sejahtera dalam keluarga bisa hilang?
-
Kehilangan orang yang dikasihi: seperti para murid kehilangan Yesus, kematian anggota keluarga bisa memicu duka mendalam dan relasi yang renggang.
-
Ketakutan akan masa depan: tekanan ekonomi, pendidikan anak, dan kesehatan bisa membuat keluarga tidak lagi mengalami damai sejahtera.
-
Kurangnya komunikasi: ketika anggota keluarga tidak lagi saling terbuka, hubungan menjadi dingin dan formalitas semata.
-
Saling menjatuhkan, bukan saling mendukung: hubungan penuh kritik dan tekanan membuat keluarga menjadi tempat yang tidak aman secara emosional.
Tetapi Yesus datang ke tengah murid-murid yang ketakutan dan bingung, dan Ia berkata: “Damai sejahtera bagi kamu.” (Yoh. 20:19). Itu adalah penegasan bahwa dalam Kristus, damai bisa dipulihkan.
3. Kebangkitan Kristus Membawa Damai Sejahtera ke Tengah Keluarga
-
Kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa kematian dan kehilangan bukanlah akhir. Ia hidup, dan Ia hadir dalam setiap ruang keluarga yang hancur.
-
Yesus menampakkan diri secara pribadi kepada Tomas yang meragukan. Ini menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga, bahkan yang sedang ragu atau terluka, tetap dikunjungi oleh kasih Kristus.
-
Ketika keluarga menjadikan Kristus sebagai pusat, maka kedamaian bukan hanya cita-cita, tetapi kenyataan.
4. Menjadikan Tuhan sebagai Pusat Keluarga
Bagaimana caranya membawa damai Kristus ke dalam keluarga?
-
Membangun kebiasaan doa keluarga. Mulailah dengan hal sederhana: doa malam bersama, saling mendoakan sebelum tidur.
-
Merenungkan firman bersama. Jadikan rumah sebagai tempat firman Tuhan tinggal.
-
Membangun komunikasi terbuka dan kasih. Belajar mendengar tanpa menghakimi, memberi ruang bagi semua anggota keluarga untuk bertumbuh.
-
Saling mendukung, bukan saling menyalahkan. Keluarga bukan tempat mencari kesempurnaan, tetapi tempat saling menopang dalam kasih Kristus.
Paskah jangan hanya jadi perayaan formal tahunan. Jadikan Paskah sebagai momen pembaruan keluarga. Rayakan hidup yang baru dalam Kristus dengan komitmen membangun damai sejahtera di rumah.
IMPLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
- Ketika konflik muncul, ingat bahwa Kristus hadir dengan damai-Nya. Jangan bereaksi dengan emosi, tapi tenangkan diri dalam doa.
- Belajarlah mengampuni sebagaimana Kristus mengampuni murid-murid yang meninggalkan-Nya.
- Jadikan rumah sebagai tempat keselamatan, bukan tekanan. Atmosfer rumah yang teduh berasal dari hati yang dipenuhi damai Kristus.
- Jangan tunggu keluarga ideal untuk mulai berubah—mulailah dari dirimu sendiri.
PERTANYAAN REFLEKSI
-
Apakah keluarga saya saat ini sedang mengalami damai sejahtera Kristus?
-
Apa yang menjadi penghalang damai di tengah keluarga kami?
-
Apakah saya sudah menjadi pembawa damai atau justru pemicu konflik di rumah?
-
Apa satu langkah konkrit yang bisa saya lakukan minggu ini untuk membawa damai Kristus ke dalam keluarga?
PENUTUP
Saudara-saudari terkasih, Paskah bukan hanya peristiwa masa lalu. Paskah adalah kekuatan hari ini. Kristus yang bangkit hadir di ruang-ruang rumah kita yang kacau dan berkata:
“Damai sejahtera bagi kamu.”
Mari izinkan damai-Nya memulihkan, menyatukan, dan menguatkan setiap keluarga. Mari jadikan rumah kita tempat Kristus dimuliakan, dan damai sejahtera-Nya menjadi nyata setiap hari.
Amin.